
Indramayu – Kabar tentang wabah Virus Corona atau Covid-19 mengkhawatirkan warga dunia, termasuk di Indonesia dan Indramayu. Penyebarannya yang meluas cepat dengan resiko yang bisa menyebabkan kematian menjadi alasannya.
Meskipun per 26 Januari 2020 data WHO baru menyebutkan China, Jepang, Singapore, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, Vietnam, Nepal, Perancis, dan Australia yang terkena virus corona, Indonesia tetap melakukan upaya pencegahan.
Sampai pada akhirnya pemerintah melakukan lockdown di setiap daerah yang artinya membatasi satu wilayah atau daerah dan itu memiliki implikasi ekonomi, social, dan keamanan. Maka dari itu kebijakan untuk menerapkan kegiatan lockdown belum bisa sepenuhnya di terapkan saat ini. Namun sebagian sekolah, tempat pariwisata, dan pabrik serta beberapa daerah tertentu telah di tetapkan dan memberlakukan lockdown.
Hingga hari ini Pemprov Jabar melalui Pemda Kabupaten Indramayu per 6 Mei nanti akan memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di beberapa titik tertentu.
Tetapi di sisi lain khususnya bagi masyarakat Indramayu sendiri, hari ini menurut pantauan dari tim di lapangan bukan ketakutan karna Corona, melainkan susah nya mencari ladang ekonomi dan sesuap nasi.
Kondisi memprihatinkan ini dirasakan betul kurang lebih 60 % Warga Indramayu saat pandemi Covid-19. Padahal Gugus tugas pencegahan Covid-19 di kabupaten Indramayu kemarin sudah mengusulkan ke dprd untuk segera membahas anggaran dampak Covid-19. Tetapi setalah di tetapkan sampai hari ini belum juga realisasi ke masyarakat.
Beberapa masyarakat kecewa dengan janji – janji pemda Indramayu hari ini, dan menuntut untuk Plt bupati segera menyelesaikan persoalan ini, karena sampai hari ini baik Plt bupati Indramayu dan dinas terkait yang mendapatkan anggaran dampak sosial Covid 19 belum juga ada kejelasan, yang mana anggaran nya cukup fantastis untuk Dinas Ketahanan Pangan Indramayu sebesar 25 miliar. (Ato/PB)