Bekasi – Revolusi Industri 4.0 merupakan suatu perubahan besar pada sektor industri, dimana teknologi informasi dan komunikasi di utilisasi sepenuhnya untuk mencapai efisiensi yang maksimal sehingga dapat menciptakan model bisnis dan peluang bisnis baru dengan berbasis digital. Mungkin beberapa perusahaan akan mengalami perkembangan pesat, tetapi ada juga yang mungkin akan mengalami penurunan.
Diketahui dalam survei yang diadakan oleh World Economic Forum (Future of Jobs Survey 2018), pada tahun 2018 sampai tahun 2022 akan ada beberapa teknologi yang akan mendominasi dan mempengaruhi perkembangan bisnis perusahaan, yaitu high-speed mobile internet, artificial intelligence, big data analytics, dan cloud technology.
Penggunaan teknologi internet ini akan terus mengalami perubahan serta perkembangan dari strategi bisnis, pelayanan, pemasaran, dan penjualan. Pengaplikasian teknologi ini akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi, menciptakan pasar baru dengan biaya yang rendah, dan membantu mendorong pertumbuhan pada ekonomi.
Perubahan era revolusi industri 4.0 membuka peluang bisnis jual-beli online, dimana perusahaan tidak perlu lagi melakukan promosi besar-besaran, karena teknologi secara online akan semakin canggih dan besar di era ini.
Banyak perusahaan Finance Technology yang memanfaatkan perkembangan teknologi di era ini dengan memberikan penawaran untuk cara pembayaran yang lebih mudah seperti virtual account maupun transfer uang melalui aplikasi m-banking pada bisnis jual-beli online.
Perubahan ini juga berdampak pada penjualan perusahaan retail fashion, dimana dengan berubahnya pola perilaku konsumen membuat beberapa perusahaan retail di bidang fashion menutup gerai mereka dan beralih ke e-commerce dan digital marketing.
Digital marketing adalah salah satu strategi dan upaya perusahaan dalam memasarkan produk dengan menggunakan media berbentuk digital untuk menjangkau konsumen atau pelanggan secara lebih luas, mudah, dan cepat. Selain kemudahan dalam menjangkau target pasar yang lebih luas, digital marketing juga membutuhkan biaya yang lebih kecil dibandingkan pemasaran tradisional.
Apakah e-commerce dapat mempengaruhi pola kegiatan manusia dan pertumbuhan ekonomi suatu negara? Jawabannya tentu saja iya, karena e-commerce dapat mengubah pola kebiasaan berbelanja konsumen serta meningkatkan lapangan pekerjaan pada beberapa bidang untuk mendukung kegiatan e-commerce.
Kondisi pandemik seperti sekarang ini membuat beberapa retail fashion menutup gerainya dikarenakan tidak dapat menutup biaya operasi yang cukup besar.
Perusahan retail fashion pun akhirnya berpindah alih dengan membuka e-commerceatau melakukan penjualan secara online menyesuaikan pola perilaku konsumen dimasa pandemik ini yang lebih sensitif terhadap barang-barang yang sering dipegang oleh orang banyak.
Dengan e-commerce, konsumen lebih mudah mencari produk yang mereka cari dan mereka inginkan. Konsumen tidak perlu membuang ongkos untuk ke suatu gerai untuk membeli, tetapi barang yang akan diantar kerumah mereka. Mereka hanya perlu menunggu barangnya datang.
Era 4.0 sekarang juga sudah bisa membuat produk visual dengan teknologi augmented reality (AR) dimana konsumen dapat membayangkan dan menggambarkan seperti apa produknya tanpa harus mencobanya langsung, tetapi dapat mencobanya secara virtual hanya dengan mengakses dari smartphone mereka sebelum membeli dan mungkin akan ada fitur-fitur teknologi lainnya untuk mengembangkan dan meningkatkan penjualan pada perusahaan bisnis di bidang retail fashion serta meningkatkan daya beli konsumen.
Walaupun pasti nantinya akan ada banyak kekurangan seperti tidak sesuai harapan konsumen ataupun terjadi salah ukuran, tentunya hal-hal tersebut sudah diperhatikan dan dipikiran oleh perusahaan retail fashion kedepannya.
Penulis :
Diomi Shinegi S.M (Mahasiswa Studi MBA in Technology, President University)