Cilacap – Calon legislatif (Caleg) DPR RI dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Dapil VIII (Cilacap – Banyumas), Mohamad Sunan Arief nomor urut 2, dalam kegiatan kampanyenya kembali blusukan di pasar tradisional. Kali ini Pasar Sidodadi (Sangkalputung) Cilacap menjadi tempat blusukan Sunan, Minggu (28/1/2024).
Selain blusukan, Sunan juga menyoroti kondisi pasar dan berdialog dengan para pedagang serta membeli beberapa bahan makanan, untuk disantap bersama tim dan relawan yang menyertainya.
Menurut Sunan kondisi pasar di tengah kota Cilacap itu masih becek, masih sempit, sehingga kebersihan perlu diperhatikan.
“Insya Allah kalau jadi anggota DPR, kita dorong Pemda untuk segera merevitalisasi pasar, biar pasar tidak kalah dengan pasar swalayan modern, tidak kalah sama mall. Kalau belanja di supermarket, yang tambah sugih pemiliknya,” ujarnya.
“Pedagang tradisional yang harus kita dukung, karena ini tulang punggung ekonomi bangsa kita, mohon doanya, salam dua jari,” ungkap Sunan.
Selain itu, Sunan juga prihatin pasarnya sudah mulai ketinggalan, sudah perlu dimodernisasi. “Pasar kalau hujan becek, tadi aja nggak hujan saya lihat becek. Gangnya masih terlalu sempit dan becek, nggak rata, orang bisa gampang terpeleset.
Di Pasar Sidodadi, sebutnya, pelanggannya jadi berkurang karena banyak yang berjualan di jalan. “Ini kan kita harus perhatikan, biar mendapat perlakuan yang sama. Orang yang jual di dalam pasar ditarikin biaya macam-macam, ada retribusi, keamanan, kebersihan. Tapi yang jualan di luar pasar tidak ditarikin apa-apa, tapi bisa jualan,” ucapnya.
Sebab itu, Sunan menandaskan ini kita harus memberi keadilan kepada para pedagang. Ini yang menjadi perhatian.
“Nanti kalau terpilih jadi anggota DPR, kita memperjuangkan aspirasi para pedagang. Pasar tradisional itu merupakan tulang punggung ekonomi. Karena semuanya pedagang kecil, UMKM,” ujarnya.
Sunan tidak memungkiri bahwa sekarang orang-orang lebih nyaman pergi ke mall, pergi ke swalayan. Padahal di situ harganya lebih mahal, nggak bisa ditawar pula. Tapi nyaman. tempatnya terang, tempatnya bersih, adem. Jadi banyak pada lari ke sana.
Padahal kalau pergi ke mall maupun pasar swalayan modern, yang kaya tambah kaya, nggak ada pedagang kecilnya di situ.
“Makanya kita modernisasi pasar tradisional supaya orang mau kembali lagi ke pasar tradisional, agar pedagang kecil semuanya sejahtera, ekonominya bisa terangkat. Kalau ekonominya terangkat, Insya Allah Cilacap secara umum bisa maju,” tegasnya.
Pasar yang ia tinjau sangat perlu revitalisasi, Pasar Sidodadi perlu dijadikan maning sing anyar atau dimodernisasi. Harus terang, harus bersih. Dorong Pemda agar pasar ini jangan diberatkan, pasar ini dibagusin. Apalagi harga dinaikin lagi, itu kan kasihan. Pedagang yang jualan itu ditarik retribusi mahal.
“Memang sih ada biaya, tapi jangan memberatkan,” tutur Sunan.
Usai blusukan di Pasar, seperti biasa Sunan naik becak.
Ditanya alasannya setiap kali selesai kegiatan selalu naik becak, ia mengata,”saya dulu waktu kecil tinggalnya kan di Jalan Kauman sini, selalu di depan rumah ada becak, penarik becaknya ya itu-itu aja. Jadi, mereka semua punya tempat ngetem,dan tukang becak itu selalu amanat.
Sekarang tukang becak tinggal sedikit. Dulu kalau orang tua melepas anak naik becak, aman. Jalanan juga nggak seramai sekarang. Jadi saya melihat becak, di depan rumah sudah nggak ada becak lagi. Tadi saya lihat di pasar ada becak, jadi teringat masa kecil, jadi kangen naik becak. Sekarang becaknya tinggal sedikit. Mudah-mudahan becak masih bisa dipertahankan. Karena itu moda transportasi yang sangat diperlukan untuk para pelanggan pasar, salah satunya bebas polusi,” ujar Sunan.
Di sepanjang jalan Abang becaknya senyum sumringah, tidak menyangka penumpangnya seorang caleg DPR RI.
Ditanya perasaannya ketika naik becak penumpangnya seorang caleg.Tukang becak menjawab dengan singkat,” senang sekali sambil mengacungkan 2 jari”. Kata Abang becak. (JAS)