
Soreang, Kab. Bandung – Adanya polemik dan informasi dari masyarakat Soreang mengenai pungutan sumbangan terhadap siswa siswi dan orang tua murid menjadi polemik di masyarakat. Dugaan pungutan tersebut kurang relevan dan kurang transparan karena tidak adanya rapat orang tua dan komite sekolah. Dan sumbangan itu telah berjalan selama 6 bulan tetapi belum ada kesepakatan dengan komite sekolah dengan orang tua siswa. Ucap salah satu orangtua siswa yang tidak mau di publis namanya ke tim Swara Nasional Pos. (03/04)
Tim media swaranasionalpos (SNP) mencoba untuk kompirmasi ke SMAN 1 Soreang untuk mendapatkan penjelasan dari pihak sekolah, namun Kepala Sekolah nya Pak Arif jarang ada di sekolah dan tim SNP di terima oleh humas sekolah Pak Usep.
Pak Usep membenarkan bahwa benar ada pungutan itu tapi sifat nya sumbangan sukarela. Sumbangan itu hanya hasil rapat orang tua dan pihak sekolah saja dan belum di rapatkan dengan komite sekolah, sumbangan itu telah berjalan. Dan juga uang hasil pengumpulan sumbangan tersebut di kumpulkan ke material bangunan. Belum semua anak didik dan orang tua yang membayar. “Tegas Usep ke tim Swara Nasional Pos
Ujang salah satu orang tua siswa yang peduli dengan pendidikan menjelaskan “Sumbangan yang di pungut dari orang tua berpareasi. Ada yang 500.000 hingga 1.000.000, tetapi anak didik juga di Bebani 3000 hingga 10.000 perminggu. Dan sumbangan itu alasan pihak sekolah untuk membangun ruang serbaguna.
Karena kalau ada kegiatan kegiatan apa lagi di musim penghujan sering terhambat dan anak didik kepanasan dan kehujanan. Itu lah alasan pihak sekolah. Tetapi kurang relevan lah kalau itu seluruh nya di bebankan kepada orang tua dan anak didik. Apalagi sumbangan sudah berjalan tapi rapat orang tua bersama komite sekolah belum ada perlu di telusuri bagaimana sebenarnya tujuan sumbangan itu.
Sementara Kepala Sekolah nya saja jarang ada di sekolah. Karena kesibukan di luar sekolah sebagai pengurus KONI”, ucap Pak Ujang ke tim media Swara Nasional Pos. Team)