Bogor – Banyaknya masyarakat Kabupaten Bogor yang awam terhadap pembagian dana rumah tidak layak huni (rutilahu), membuat mereka tak selalu berpikir positif. Tak sedikit dari mereka yang merasa diperlakukan tidak adil dengan pencairan dana tersebut.
Seperti diungkapkan warga Kampung Nambo Bantar Jati RT 16/02 Desa Bantar jati Kecamatan klapanuggal Jajang (50). Ia merasa kecewa dengan bantuan rutilahu berupa material barang bangunan.
”Saya bingung karena dapat satu kubik pasir, besi jadi 10, hebel 4 kubik, semen 10 sak, semen mortal 4 sak, genteng bekas 1000 biji, bambu peot 100 batang, kayu Pian 24, kusen pintu panel, jendela. Para KPM hanya menerima material anehnya tidak dikasih bon dari tempat material saat dikonfirmasi. (27/8).
Ironisnya, belum semua barang-barang tersebut terealisasikan. Pembangunan rumahnya juga belum ditengok perangkat desa. Alhasil kini terbengkalai.
Jaja juga mengatakan, “Pihak desa tidak pernah mengecek, gimana mau melanjutkan renovasi dana pribadi juga jual motor hanya cukup bayar tukang.”
”Boro-boro mau lanjutin dan membeli bahan material, makan sehari-hari saja bingung,” keluhnya.
Dikonfirmasi Kades lewat telepon seluler tidak aktif, beberapa kpm penerimaan Rutilahu juga mengatakan, bahwa bon material juga tidak berikan ya minimal kami tau nilai bahan yang telah kami terima, masa hanya terima bahan aja ga tau nilainya, cetus warga KPM kecewa.
Informasi yang di telusuri diwilayah bantuan Aspirasi banprov senilai 20 juta/1 unit rutilahu dengan jumlah penerima 20 KPM, banyak dikeluhkan warga penerima. (Ind/Warno)