Bogor – Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Cileungsi yang beralamat di Jl. Raya Narogong No.55, Desa Limusnunggal, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. diduga melakukan pungutan liar (pungli) kepada peserta didiknya yang nilainya mencapai puluhan jutaan rupiah.
Menurut keterangan Narasumber yang didapat oleh dari sumber terpercaya bahwa Sekolah meminta wali murid membayar sejumlah uang dengan alasan sumbangan untuk memenuhi anggaran pendidikan yang tidak ter-cover dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Diketahui bahwa SMK Negeri 1 Cileungsi diduga membebankan sumbangan biaya pendidikan hingga Rp 10.950.000. dengan rincian sebagai berikut diantaranya Sumbangan Pembangunan sebesar Rp Rp 5.100.000, Biaya Seragam Rp 1.950.000, Kunjungan Industri Rp 2450.000, Prakern Rp 550.000 Perpisahan Rp 900.000.
Seperti penuturan salah satu orang tua siswa di SMK Negeri 1 Cileungsi, yang tidak bersedia disebut Identitasnya mengatakan bahwa dirinya mengetahui tentang pungutan ini disampaikan oleh ketua komite dalam rapat komite.
“Pungutan tersebut disampaikan oleh pihak Komite dalam rapat komite, dan jika itu diterapkan saya sangat keberatan dan tidak sanggup dengan angka pungutan sebesar itu,” keluhnya.
Ia menuturkan bahwa pungutan yang maksud adalah nilainya cukup Fantastis mencapai hampir 11 juta dan itu ditawarkan dicicil selama 3 tahun.
“Pungutan hampir mencapai 11 juta dan diminta dicicil, selama 3 tahun”, katanya.
Ia mengaku tidak berani untuk terlalu vokal dan menolak rencana uang sumbangan itu karena khawatir berimbas kepada anaknya.
“Takut saya menolaknya secara langsung, khawatir anak saya diapa-apain kalau saya nanti tidak membayar itu,” kata dia.
Dirinya berharap pungutan tersebut tidak diberlakukan, karena dirinya mengaku orang yang tidak mampu.
“Saya ini orang tidak mampu dan berharap pungutan itu ditidak berlakukan”, harapnya
Sementara itu, Wiwin Setiawan bagian PPID SMK Negeri 1 Cileungsi saat dikonfirmasi wartawan menyampaikan bahwa itu Sumbangan tersebut merupakan program Komite untuk menutupi kebutuhan Sekolah yang tidak ada di dalam anggaran Dana Bos.
“Itu Sumbangan program Komite dalam rangka membantu sekolah untuk memenuhi kebutuhan sekolah yang tidak di cover oleh Dana Bos”, ujarnya kepada wartawan Rabu (4/10)
Menurutnya bahwa secara detail dirinya tidak mengetahui prihal tersebut karena komite yang paham tentang program itu.
“Secara setail saya gak paham nanti konfirmasi ke ke komite,” katanya
Ditempat terpisah Budi Wahyu selaku Ketua Komite SMKN 1 Cileungsi mengaku bahwa persiswa dikenakan angka sumbangan segitu sesuai RAB kebutuhan sekolah.
“Angka segitu sesuai kebutuhan dan muncul angka segitu persiswa perhitungannyan dari total siswa dikalikan kebutuhan anggaran sekitar 2 milyar,” jelasnya
Pihak komite juga menjelaskan bahwa biaya lainnya yang tertera dalam layar saat sosialisasi kepada wali murid adalah kewenangan sekolah ia mengaku hanya membantu pihak sekolah mensosialisasikan.
“Kalo masalah biaya yang lain itu kewenangan sekolah kami hanya bantu sosialisasikan saja”, tukasnya. (Indri/Warno)