Indramayu SNP – Program Tebu Rakyat (TR) yang sepatutnya untuk kesejahteraan petani tebu ternyata membuahkan cerita pilu di tengah semakin meluasnya perkebunan tebu di Indramayu, sebagaimana informasi yang didapat wartawan di lapangan. Pengusaha tebu diduga kuat mendapatkan lahan untuk perkebunan tebu dengan cara pat-gulipat.
Demikian juga dalam pendanaan perkebunan tebu diduga kuat menggunakan anggaran pat-gulipat, salah satu contoh lahan perkebunan tebu yang berada di lokasi Perhutani yang berada di Petak 42 Desa Sanca Kec. Gantar Kab. Indramayu, sesuai informasi lahan Perhutani yang dulu ditanami pisang dan mangga kini berubah jadi hamparan tebu. Pohon pisang dan mangga hilang ditelan bumi, yang diduga dilakukan mafia perampas lahan petani penggarap, sesuai info di lapangan hingga menjelang panen raya tebu ke-2 belum ada penyelesaian terhadap tanaman petani penggarap yang berada di Petak 42, Ribuan pohon pisang dan ratusan pohon mangga hilang ditelan alat berat yang diduga milik mafia perampas lahan petani penggarap.
Ketika masalah ini dikonfirmasi kepada PG Rajawali II Cirebon, Pihak PG Rajawali II yang diwakili Arsyad Nasution mengarahkan Wartawan SNP untuk konfirmasi kepada PG Rajawali Jati Tujuh, teka-teki yang selama ini sedikit terjawab, Pihak PG Jati Tujuh yang diwakili Iwan dan Dadang mengatakan, “terkait lahan Perhutani yang di tanami tebu bukan urusan PG Rajawali, Pihak PG Rajawali hanya mengurusi lahan tebu yang statusnya HGU, ucapnya kepada SNP, (16/7), Tebu Rakyat yang berada di lahan Perhutani yang diduga dirampas dari petani penggarap menjadi pertanyaan di tengah-tengah masyarakat.
Sebagaimana yang diberitakan sebelumnya informasi yang didapat wartawan di lapangan, kebun tebu yang ada di lahan Perhutani diduga didapatkan pengusaha dengan permainan pat-gulipat, demikian juga dengan pendanaannya diduga kuat dengan menggunakan pat-gulipat, sebagaimana yang diceritakan seorang anggota masyarakat yang minta jati dirinya dirahasiakan. Anggota masyarakat tersebut kaget ketika mengetahui dia punya hutang disalah satu Bank Plat Merah, Padahal dia tidak merasa meminjam uang sebesar itu, saya itu cuma terima 2 jt, tetapi kok saya punya hutang Miliaran, ucapnya kepada Wartawan SNP (5/6).
Saya kaget, akhirnya komplain ke Bank tersebut ucapnya kepada SNP, entah siapa yang bayar utangnya katanya dilunasin karena anggota masyarakat tersebut berencana melaporkan ke Aparat Penegak Hukum terkait utangnya yang Miliaran padahal dia tidak merasa pinjam duit.
Terkait permasalahan garapan yang berada di Petak 42, Pengusaha Tebu yang diwakili Bapak Suherlin berjanji akan membicarakannya kepada manajemen, ketika masalah tersebut di konfirmasi melalui Whatsapp, beliau tidak ada respon (16/6).
Petani penggarap lahan perhutani yang terletak di Indramayu tepatnya di Desa Sanca disinyalir dirampas oleh Pengelola Kebun Tebu, sesuai informasi yang di dapat wartawan lahan yang sekarang ditanami tebu tidak jelas penyelesaiannya kepada Petani Penggarap.
Menurut informasi dari Ketua LMDH Desa Cikawung Karli KSO antara pihak perhutani dengan pengelola kebun tebu tidak jelas juntrungannya dimana sampai saat ini pengelola kebun tebu tidak ada transparansi terkait hasil kesepakatan antara LMDH dan Pengelola Kebun Tebu.
Ketua LMDH Cikawung dan Ketua LMDH Sanca mengancam jika dalam menjelang panen ke-2 tahun ini tidak ada kesepakatan akan membagikan kembali lahan tebu kepada para penggarap.
Sebagaimana informasi di lapangan sampai saat ini belum ada penyelesaian antara Petani Penggarap, LMDH dan pengelola kebun tebu.
Ketika masalah ini di konfirmasi kepada Unang sebagai Perwakilan Pengelola Tebu mengatakan “Semua urusan kepada petani penggarap telah diselesaikan melalui LMDH”
Terkait Kebun Tebu di Indramayu terutama yang ada di Desa Sanca dan Cikawung menjadi tanda tanya di hati masyarakat, darimana anggaran untuk Pengelolaan Kebun Tebu, siapa saja yang menerima kucuran dana tersebut, harapan masyarakat aparat penegak hukum segera turun tangan untuk menyelidiki adanya dugaan penggunaan data palsu terkait pengucuran dana untuk lahan tebu.
Hingga berita ini diturunkan SNP belum berhasil mengkonfirmasi BJB Cabang Cirebon, sesuai informasi yang layak dipercaya, yang mengucurkan dana untuk proyek Kebun Tebu di Indramayu juga belum berhasil konfirmasi kepada pihak Perhutani terkait Koperasi atau Lembaga apa yang bekerja sama dengan mereka dalam pengelolaan Kebun Tebu yang terletak di Desa Cikawung dan Desa Sanca?? (Bersambung)