Indramayu SNP – Sulitnya mencari lapangan pekerjaan dimanfaatkan oleh orang-orang yang mencari keuntungan pribadi dengan mempromosikan lapangan pekerjaan dengan iming-iming yang menggiurkan para pencari kerja. Seperti yang belum lama ini terjadi di Indramayu lebih tepatnya di Desa Limpas Kec. Patrol Kab. Indramayu.
Melalui cerita dari mulut ke mulut sebuah perusahaan perkebunan di Palembang membutuhkan ratusan pekerja dengan posisi bagian penanaman bibit karet. Lowangan pekerjaan tersebut langsung mendapat respon dari puluhan pencari kerja.
Sesuai informasi dari salah seorang pencari kerja yang berhasil berangkat ke Palembang dan kembali lagi ke kampung halaman karena tidak kuat dengan kondisi kerja di Palembang dengan merogoh kocek sebesar 4 Jt agar bisa kembali ke kampung halaman Indramayu.
Menurut cerita tenaga kerja dengan inisial A, mereka di rekrut seorang yang bernama S yang memperistri seorang warga limpas. Dalam perekrutan tenaga S memberikan janji-janji manis dengan mengatakan para pekerja di tempatkan di mess karyawan, akan tetapi para pekerja yang di berangkatkan dari Indramayu dengan tujuan perkebunan di Palembang tidak di tempatkan di Mess. Tetapi ditempatkan di Hutan Belantara menggunakan tenda.
Masih menurut keterangan tenaga kerja yang berangkat, “Kondisi di tempat bekerja sangat memprihatinkan dimana. Mereka harus mandi di kali yang bau. Setiap memberi perintah mulai bekerja, pihak perusahaan selalu menembakkan pistol,” imbuhnya.
Berdasarkan informasi yang didapat wartawan, pekerja di perlakukan dengan tidak manusiawi, karena tidak tahan dengan perlakuan pihak perusahaan kepada tenaga kerja yang direkrut dan kondisi tempat kerja di Palembang.
Akhirnya para pekerja yang sudah bekerja di hutan belantara curhat kepada keluarga yang ada di Indramayu supaya mereka dipulangkan ke daerah asal. Dengan merogoh kocek sekitar 4 Jtan per orang, para pekerja yang ada di Palembang dipulangkan ke Indramayu.
Harapan masyarakat Aparat Penegak Hukum mengusut tuntas adanya dugaan perdagangan manusia dengan memanggil semua yang terlibat dalam perekrutan tenaga kerja yang dikirim untuk babat alas di Palembang. Masyarakat berharap tindakan tegas Aparat Penegak Hukum untuk memeriksa semua yang terlibat dalam perekrutan mulai dari korban, orangtua korban dan pelaku utama perekrutan. (R3)