Cilacap SNP – Anggota DPRD Provinsi Jateng fraksi (Partai Persatuan Pembangunan) PPP Inna Hadianala mengklaim dirinya mendapat surat tugas dari Dewan Pimpinan Pusat DPP PPP untuk maju menjadi bakal calon wakil bupati Cilacap periode 2024-2029.
Hal tersebut disampaikan Inna Hadianala usai acara konsolidasi dan Penguatan Kapasitas Kelembagaan DPC PPP Cilacap yang digelar di hotel Aston Cilacap, Minggu (11/8).
“Siap, bismillah karena memang kita sudah mendapat surat tugas dari DPP dan sudah direkomendasikan ke bawah, karena rekomendasi itu harus sudah ditandatangani oleh ketua dan sekretaris DPC PPP,”ungkapnya.
Ia akan melakukan proses proses, untuk ikhtiar bagaimana kita akan melahirkan pemimpin yang terbaik untuk kabupaten Cilacap dan mengatakan dirinya akan di pasangkan dengan calon bupati dari Partai Gerindra
“Kalau untuk pasangan, hari ini surat tugas turun kepada salah satu calon bupati, yaitu Awaluddin Muuri kemudian untuk calon wakil bupati akan dipasangkan dengan Inna Hadianala,itu rekomendasi resmi dari DPC,” ujarnya.
Nala yakin, semua calon bupati dan wakil bupati semuanya baik.
“Jadi siapapun yang terpilih di tanggal 27 November nanti (yang didaftarkan) berarti sudah direkomendasikan dan harus kira hormati bersama, karena keputusan tertinggi dari DPP PPP,” ungkapnya.
Nala menambahkan, bahwa DPC, DPW, DPP masih merencanakan mana formasi yang terbaik untuk menghadapi Pilkada nanti.
“Jadi bersama sama masyarakat kabupaten Cilacap melahirkan pemimpin yang mengayomi pembangunan dan membuat Cilacap semakin bercahaya,”
Sementara itu ketua DPC PPP kabupaten Cilacap, Khairul Anam mengatakan, pihaknya akan mengumumkan rekomendasi secara resmi setelah surat rekomendasi dari DPP sudah turun.
“Hari inikan baru surat penugasan, sebelum tanggal 27 November, rekomendasi pasti sudah turun,setelah nanti ada surat rekomendasi turun, baru kita melaksanakan rapimda,” ungkap Khairul Anam.
Sekjen DPC PPP Cilacap, Edi Purwanto mengatakan, bahwa surat penugasan dan rekomendasi berbeda. Surat tugas diberikan supaya yang mendapat penugasan agar bekerja sama untuk bisa menaikkan elektabilitas.
“Jadi supaya kerja dulu, nanti bagaimana kita kira kalau kita dijual, layak jual atau tidak. Karena tentunya akan bersaing dengan calon calon yang lain,” ungkapnya.
Edi Purwanto menambahkan, “misalnya Bu Nala bersaing dengan siapa, ini masih dikaji dengan teman teman kita di 4 partai itu yang berkoalisi. Kalau lau ternyata disurveinya ternyata Bu Nala bagus mau ngga mau harus diterima, secara otomatis rekan rekan yang ada di partai lain tidak akan memaksakan diri. Dengan pak Awaluddin ada peluang, kalau nanti tidak bisa kita serahkan ke partai pengusung”. (JAS)